Kamis, 22 Juli 2010

Alluminium sebagai bahan utama facade

dipilihnya alluminium dalam suatu proyek penutup bangunan  atau facade didasarkan pada kenyataan bahwa alluminium memiliki sifat-sifat dan kelebihan-kelebihan lain di bandingkan bahan baku metal lainnya,pada umumnya di dasarkan pada sifat dari alluminium yang antara lain tidak berkarat,pemeliharaannya mudah,ringan,tahan lama,mudah dibentuk dll.baik itu berupa atap,panel,sheet maupun profil-profil dari pada alluminium tersebut.

di artikel ini di coba mengemukakan bahan bangunan yang berupa profil alluminium dari hasil proses ekstrusi.

PROSES EKSTRUSI

Ide dari pembuatan alluminium melalui proses ekstrusi sangatlah sederhana di ambil contoh sebuah pasta gigi.

apabila mulut tabung pasta gigi berbentuk bulat,maka maka bentuk pasta gigi yang keluar akan berbentuk bulat bukan kotak ataupun segitiga tergantung bentuk tutup tabung pasta gigi tersebut.melalui proses ini dapat di katakan salah satu sifat alluminium yang menguntungkan ialah mudah dibentuk menjadi bentuk apapun juga dari yang mudah hingga yang terumit sekalipun.

PERKEMBANGAN DESIGN PROFIL ALLUMINIUM

melalui proses ekstrusi kita dapatn membuat profil alluminium dari yang sederhana hingga yang sangat rumit.tentunya di awal awal penemuan sistim ekstrusi ini hanya dapat di buat bentuk-bentuk profil yang sederhana seperti profil siku atau profil Uyang pada saat itu profil seprti itu sudah ada pada logan lain seperti besi atau bajayang di aplikasikan pada bahan bangunan seperti kayupada kusen-kusen jendela dan pintu.

tetapi semakin tingginya kebutuhan kebutuhan akan profil yang rumit maka pada sistim yang masih konvensional tersebut memiliki masalah dan kelemahan baik dari segi teknik,fabrikasi,kedap air,dll.

APLIKASI PROFIL ALLUMINIUM

kelemahan-kelemahan lain yang ada pada besi/baja yang timbul dan tidak teratasi sekarang dapat di atasi dan di tangulangi oleh rangkaian-rangkaian profil alluminium yang di maksudkan ialah tiap bentuk dari profil dan pengaplikasianya baik itu untuk penggunaan profil alluminium pada kusen kaca mati,jendela,maupun profil lainnya yang masing-masing aplikasinya mempunyai problema tersendiri dan kemungkinan pengembangan yang berlain-lainan.

untuk lebih mempertegas perbedaan pengaplikasian profil maka dibagilah dalam aplikasi:

a.Rangka kaca ( Shop Front )

b.Jendela

c.Pintu

d.Partisi

e.Curtain Wall,dll.

Proses/tahapan terbentuknya profil Alluminum

diawali dari tambang buxit sebagai bahan dasar >> di bawa ke pbrik pengolahan >> diolah menjadi lempengan ingot dengan ukuran 60x60/90x90 >> di bawa ke pabrik melting >> ingot di lebur di mesin melting hingga kadar alloynya tersisa 70-80% sisanya merupakan bahan campuran tergantung spesifikasi permintaan >>hasil produksi dari melting tersebut berbentuk batangan bundar yang di sebut billet >> untuk membentuk suatu profil alluminium billet tersebut di lebur untuk dicetak yang di sebut dengan proses extrusi dengan mesin yang bernama mesin ekstrude >> hasil alluminium yang telah di bentuk profil tersbut kemudian di beri pelapisan baik pewarnaan maupun lapisan pelindung lainnya tahapan ini disebut dengan anodizing dimana profil alluminium tersebut di lapisi di sebuah mesin yang di sebut dize

SEBAGAI PENUNJANG ARSITEKTUR

dengan disesuaikannya rangkaian profil-profil tersebut maka kebutuhan dalam design atau spesifikasi dari suatu design dengan sendirinya memberikan sutu keuntungan yang besar baik dari segi keindahan,segi efisiensi dalm perencanaan maupun pelaksanaan,segi konstruksi maupun segi waktu.

bahkan dengan menggabungkan atau memanfaatkan bahan-bahan lainakan dapat di capai kesempurnaann semaksimal mungkin dalam mencapai suatu syarat teknis yang tinggi sesuai dengan perkembangan teknologi modren,keamanan,kedap air,kedap udara,kedap panas,dll.

STANDARISASI
perencanaan atau di buatnya rangkaian-rangkaian profil untuk setiap proyek sampai pada batasan-batasan tertentu justru akan menimbulkan masalah apakah itu dari segi harga dan segi waktu karena harus mendesign profil-profil dahulu dan kemudian barulah di buat cetakannya dan dalam pelaksanaan masih memerlukan research ataupun percobaan-percobaan yang menjadi kendala dalam pelaksanaan.hal seperti ini lah yang menyebabkan mengapa harga alluminium di indonesia sering di anggap mahal.yang berakibat pada terbenturnya biaya maka dalam pelaksanaanya digunakanlah rangkaian-rangkaian tambal sulam,sehingga bisa melebihi atau kurang dari syarat mutu yang di karenakan tambal sulam tersebut hasilnya bisa sangat mengecewakan seperti bocor,ketidak seragaman warna,dll.

di indonesia sendiri terdapat berbagai ,aca, rangkaian profil design dan sistemnya diambil ataupun sepenuhnya diimport langsung dari luar negeri,yang tentunya selalu tidak cocok ataupun tidak sesuai dengan iklim maupun situasi yang ada di indonesia yang beriklim tropis.

INDUSTRIALISASI

Jika standarisasi telah ditetapkan maka sekrang erat hubungannya dengan industrialisasi produk alluminium tersebut yang harus memenuhi standar bakunya.dengan standarisasi yang ketat hal ini di persulit lagi,karena harus menampung atau memenuhi syarat sehingga dapat diterima oleh ide ataupun keinginan dari arsitek atau pemberi tugas (owner) yang terkadang sering berbeda dan bersebrangan dalam keinginan,selera maupun kebutuhan nyata di lapangan.

Standarisasi kegunaan alluminium dibagi menjadi:

a.Komersil

b.Ekonomis

c.Perumahan

yang berbeda dari segi kualitas,harga dan teknis-teknis yang berbeda-beda,industrialisasi ada 2 macam standar yang telah di buat ialah:

1.standarisasi rangkaian lengkap profil

dengan cara mengurangi jumlah profil-profil yang digunakan yang mempunyai sifat yang universal, sehingga dapat di pakai dalam macam-macam aplikasi.untuk memperjelas apakah profil itu untuk jendela,pimtu ataupun partisi akan tetap mengunakan profil yang itu saja.hal ini sangat menguntungkan karena dapat menyederhanakan jumlah profil yang dibutuhkan,menyeragamkan dalam pelaksanaan maupun pabrikasi,keseragaman dalam bentuk dan kualitas.

2.Standarisasi dalam pabrikasi

produk yang berupa unit-unit yang terpisah yang masing-masing aplikasi sudah berbentuk atau berupa knock down/knock kit dengan ukuran yang sudah standar.

dalam hal ini keuntungan yang di dapatkan ialah dalam hal harga  di karenakan dapat di produksi secara massal tanpa harus membuat cetakan baru lagi untuk tiap profil  dan lebih efisien pada perencanaan sutu arsitektur yang tidak terlalu eksklusif yang membutuhkan profil khusus.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar